Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dampak pelonggaran kebijakan Loan To Value 2018 terhadap reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya pada sektor Property, Real Estate and Building Contruction. Penelitian ini menggunakan metode occasion study dengan menggunakan indikator irregular return (AR) dan trading volume activity (TVA). Berdasarkan hasil uji beda bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return saham-saham perusahaan pada sektor Property, Real Estate and Building Contruction pada periode seputar pelonggaran kebijakan LTV. Belakangan ini sejumlah movie banyak menampilkan perjuangan kaum sandwich era, dan dari movie tersebut penonton bisa belajar untuk mengatur keuangan mereka. Data BPS terakhir menunjukkan lebih dari 33 % rumah tangga di Indonesia, adalah rumah tangga lansia.

Property Agent Referral Program

Fanny Kusumaningtyas, Rindia. “Perkembangan Hukum Jaminan Fidusia Berkaitan dengan Hak Cipta”. Dengan mengklik ‘Lanjutkan’, Anda akan diarahkan menuju web site di luar yang tidak terafiliasi dengam BCA dan mungkin memiliki tingkat sekuriti yang berbeda.

Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta

Belakangan, berbekal informasi, Kaluna bersama temannya berusaha mencari rumah dengan harga terjangkau hingga ke wilayah pinggiran Jakarta. Untuk mewujudkan mimpi memiliki rumah impian tersebut, mereka pun harus berjuang mulai dari mengencangkan “ikat pinggang”, mencari kerja sampingan, hingga  mendapatkan pinjaman dari kantor. Namun, masalah baru muncul saat orang tua dan kedua saudaranya mendapat masalah serta membutuhkan bantuan finansial.

Perpustakaan Sjarlis Iljas Institut Teknologi Dan Bisnis Nobel Indonesia

Artinya 3 dari 10 rumah tangga di Indonesia terdapat lansia sebagai anggota rumah tangga. Seperti dalam movie Indonesia Sweet Home Loan dimana tokoh utamanya bernama Kaluna adalah bagian dari sandwich era yang selama ini dia tinggal bersama orang tua walaupun sudah berpenghasilan sendiri. Tapi dirinya juga mempunyai cita-cita untuk memiliki rumah sendiri. Dengan adanya pembiayaan, pelaku ekonomi kreatif dapat meningkatkan kapasitas produksi mereka. Hal ini dapat membuat produk mereka lebih kompetitif dari segi harga dan kualitas. Dengan adanya IP financing, pelaku ekonomi kreatif tidak perlu lagi mengandalkan aset berwujud, seperti tanah dan bangunan, untuk menjaminkan pembiayaan.

Banyak pelaku ekonomi kreatif yang belum memahami konsep IP financing. Hal ini dapat menghambat mereka untuk memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh IP financing. Pemahaman pelaku ekonomi kreatif mengenai IP financing dapat ditingkatkan melalui sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga keuangan. Sosialisasi dan edukasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti seminar, workshop, dan pelatihan.